Profil Desa Karangsoka
Ketahui informasi secara rinci Desa Karangsoka mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Karangsoka, Kembaran, Banyumas. Mengupas potensi agrikultur sebagai basis utama ekonomi, kehidupan sosial komunal yang kuat, serta data demografi, pemerintahan, dan sejarah di balik namanya yang khas.
-
Basis Pertanian Murni
Perekonomian desa secara mutlak didominasi oleh sektor pertanian (padi dan palawija), menjadikannya desa agraris sejati yang berfungsi sebagai lumbung pangan.
-
Komunitas Komunal yang Kuat
Kehidupan sosial ditandai dengan ikatan komunal yang sangat erat, semangat gotong royong yang tinggi (guyub), dan suasana pedesaan yang tenang dan damai.
-
Lokasi di Perbatasan Selatan
Terletak di ujung selatan kecamatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Sokaraja, memberikan desa ini karakter yang khas dan agak terpisah dari pusat keramaian.

Jauh dari hiruk pikuk jalur utama, tersembunyi di sudut selatan Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Desa Karangsoka membentangkan pesonanya sebagai oase agrikultur yang tenang dan produktif. Dikenal sebagai desa yang subur dengan mayoritas penduduknya yang menggantungkan hidup pada sawah dan ladang, Karangsoka adalah representasi sejati dari kearifan lokal, semangat gotong royong dan kehidupan komunal yang erat. Di tengah modernisasi, desa ini teguh menjaga identitasnya sebagai lumbung pangan dan rumah bagi komunitas yang hangat dan tangguh.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Karangsoka menempati posisi geografis di bagian paling selatan dari wilayah Kecamatan Kembaran, berbatasan langsung dengan Kecamatan Sokaraja. Lokasinya yang agak terpencil dari pusat kecamatan memberikan desa ini karakter yang khas: tenang, asri dan sangat agraris. Wilayah desa ini memiliki luas 1,09 km² (109 hektar), menjadikannya salah satu desa dengan cakupan wilayah yang lebih kecil di Kecamatan Kembaran.
Menurut data dari publikasi "Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2022" oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, populasi Desa Karangsoka pada tahun 2021 tercatat sebanyak 2.977 jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 1.520 laki-laki dan 1.457 perempuan. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduk Desa Karangsoka berada di angka 2.731 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat, di mana lahan untuk pertanian masih mendominasi tata ruang desa.
Secara administratif, pemerintahan Desa Karangsoka terbagi ke dalam 2 Dusun, 3 Rukun Warga (RW), dan 17 Rukun Tetangga (RT). Struktur pemerintahan yang ramping ini selaras dengan jumlah penduduknya, memungkinkan pelayanan publik dan koordinasi masyarakat berjalan lebih personal dan efektif. Adapun batas-batas wilayah Desa Karangsoka adalah sebagai berikut:
- Sebelah UtaraDesa Pliken
- Sebelah BaratDesa Kedondong (Kecamatan Sokaraja)
- Sebelah SelatanDesa Sokaraja Tengah (Kecamatan Sokaraja)
- Sebelah TimurDesa Banjarsari Kidul (Kecamatan Sokaraja)
Seluruh area di Desa Karangsoka tercakup dalam wilayah kode pos 53182.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Roda pemerintahan Desa Karangsoka berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa, yang menjadi motor penggerak utama pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Mengingat karakter desa yang sangat agraris, visi pemerintahan desa sebagian besar terfokus pada penguatan sektor pertanian dan peningkatan kesejahteraan para petani. Program-program pembangunan diprioritaskan untuk mendukung aktivitas pertanian, seperti pemeliharaan saluran irigasi, perbaikan jalan usaha tani, dan penyuluhan pertanian.
Pemerintah desa juga memegang peranan penting sebagai penjaga harmoni sosial. Dalam komunitas yang komunal dan erat, pemerintah desa seringkali bertindak sebagai mediator dan fasilitator dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dukungan terhadap kegiatan keagamaan, tradisi lokal, serta aktivitas kelompok pemuda (Karang Taruna) dan kelompok wanita (PKK) menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya membangun desa yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga kuat secara sosial dan budaya.
Potensi Ekonomi: Pertanian Sebagai Nadi Kehidupan
Perekonomian Desa Karangsoka secara mutlak didominasi oleh sektor pertanian. Profesi sebagai petani bukan hanya sebuah pekerjaan, melainkan sebuah jalan hidup yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Inilah jati diri ekonomi desa yang sesungguhnya.
Lumbung Padi dan Palawija
Hamparan sawah yang menghijau adalah pemandangan paling ikonik di Karangsoka. Para petani dengan tekun mengolah lahan mereka untuk menanam padi sebagai komoditas utama. Hasil panen beras dari Karangsoka turut menyumbang pada stok ketahanan pangan di tingkat kecamatan dan kabupaten. Selain padi, para petani juga menanam berbagai jenis palawija seperti jagung, kedelai, dan kacang-kacangan, serta sayur-mayur di ladang dan pekarangan mereka. Pola tanam yang beragam ini merupakan strategi untuk menjaga kesuburan tanah sekaligus sebagai sumber pendapatan alternatif.
Peternakan sebagai Usaha Sampingan
Selain bertani, banyak warga Karangsoka yang juga beternak sebagai usaha sampingan. Ternak seperti ayam, itik, kambing, dan sapi dipelihara dalam skala rumah tangga. Usaha peternakan ini memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan, di mana kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan lahan pertanian, menciptakan sebuah siklus ekonomi pertanian terpadu yang berkelanjutan.
Geliat ekonomi di luar pertanian masih terbatas. Namun seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh usaha-usaha mikro seperti warung kelontong dan industri makanan ringan skala rumahan yang melayani kebutuhan internal desa.
Kehidupan Sosial: Guyub dan Gotong Royong
Inilah kekuatan utama dan keindahan dari Desa Karangsoka. Kehidupan sosial masyarakatnya berjalan dalam ritme yang komunal, guyub (rukun), dan penuh semangat gotong royong. Ikatan kekerabatan dan ketetanggaan yang kuat menjadi fondasi utama dalam interaksi sehari-hari. Tradisi "sambatan" atau "rewang", di mana warga saling membantu tanpa pamrih saat ada yang sedang membangun rumah atau menggelar hajatan, masih hidup dan lestari.
Masjid dan mushala tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi benar-benar menjadi sentra kegiatan sosial. Di sinilah warga berkumpul, bermusyawarah, mengadakan pengajian, dan merayakan hari-hari besar keagamaan. Kehidupan yang sederhana, jauh dari individualisme perkotaan, membuat suasana desa terasa damai, aman, dan tenteram. Semangat kolektif ini menjadi modal sosial yang tak ternilai harganya dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
Sejarah dan Filosofi di Balik Nama "Karangsoka"
Nama "Karangsoka" memiliki akar yang indah dan penuh makna dalam budaya Jawa. Nama ini terbentuk dari dua kata: "Karang" dan "Soka".
- Karang: Dalam konteks penamaan tempat di Jawa, "karang" tidak selalu berarti batu karang di laut. Ia seringkali merujuk pada "pekarangan", "halaman luas", "tempat tinggal", atau sebidang tanah yang menjadi pusat suatu kegiatan atau pemukiman.
- Soka: Adalah nama dari Bunga Soka (genus Ixora), sejenis bunga yang sangat populer di pekarangan rumah-rumah di Jawa. Bunga soka dikenal karena keindahannya, warnanya yang cerah (merah, jingga, kuning), dan sering mekar bergerombol.
Jika digabungkan, "Karangsoka" secara puitis dapat diartikan sebagai "Pekarangan yang Dipenuhi Bunga Soka" atau "Tempat Tinggal yang Indah Seperti Bunga Soka". Nama ini memberikan gambaran bahwa pada masa lalu, wilayah ini kemungkinan besar merupakan sebuah pemukiman yang asri, indah, dan dihiasi oleh banyak tanaman bunga soka. Filosofi ini menyiratkan harapan para pendirinya agar desa ini menjadi tempat tinggal yang indah, damai, dan membawa kebahagiaan bagi para penghuninya, layaknya keindahan sekuntum bunga soka.
Permata Agraris di Selatan
Desa Karangsoka adalah sebuah permata agraris yang tersembunyi di sisi selatan Kecamatan Kembaran. Kekuatannya tidak terletak pada kemegahan infrastruktur atau dinamika ekonomi yang tinggi, melainkan pada keteguhannya dalam menjaga lahan pertanian sebagai sumber kehidupan dan pada kehangatan interaksi sosial warganya yang komunal. Desa ini adalah pengingat tentang pentingnya ketahanan pangan dan modal sosial dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Tantangan bagi Karangsoka di masa depan adalah mempertahankan minat generasi muda pada sektor pertanian dan secara perlahan membuka potensi ekonomi baru tanpa mengorbankan identitas agraris dan kearifan lokalnya. Dengan terus merawat tanahnya yang subur dan memupuk semangat gotong royongnya yang luhur, Desa Karangsoka akan terus menjadi oase yang menyejukkan dan mensejahterakan bagi warganya.